Tidak Ada Tim Seperti Barcelona dalam 14 Tahun Terakhir
JAKARTA -- Barcelona bangkit membalikan kedudukan saat menjamu Celta Vigo di laga pekan keenam La Liga Spanyol pada pekan kemarin. Di sepuluh menit terakhir, tuan rumah yang saat itu tertinggal 0-2 tersebut mampu mencetak tiga gol untuk mengunci kemenangan 3-2.
‘’Itu adalah kebangkitan yang spektakuler,” kata pelatih Barcelona, Xavi Hernandez, seperti dikutip dari ESPN.
Barcelona lebih dulu tertinggal 0-2 lewat gol Jorgen Strand Larsen (19') dan Anastasios Douvikas (76'). Robert Lewandowski menyamakan kedudukan lewat dua golnya (81', 85') sebelum Joao Cancelo akhirnya memastikan kemenangan Barcelona 3-2 melalui golnya pada menit ke-89.
Hasil tersebut memperpanjang tren positif Barcelona yang belum terkalahkan dalam enam pertandingan La Liga musim ini. Barca naik ke puncak klasemen dengan 16 poin dari lima kali menang dan sekali imbang.
Barcelona menggeser Real Madrid yang saat itu baru memainkan pertandingan pada keesokan harinya. Tapi sayang, Real Madrid gagal menggusur balik Barcelona setelah menelan kekalahan pahit 1-3 dari Atletico Madrid.
14 Tahun
Situasi yang dialami Barcelona ini sesungguhnya sangat jarang terjadi. Dalam 14 tahun terakhir, tidak pernah ada tim yang mampu bangkit mengejar ketertinggalan dua gol di sepuluh menit terakhir pertandingan.
‘’Reli yang terlambat, membuat Barcelona menjadi tim La Liga pertama yang menang dalam 14 musim terakhir ketika tertinggal beberapa gol memasuki menit ke-80,’’ sebut ESPN.
Dalam rentang waktu 14 tahun terakhir, tim yang menghadapi defisit multi-gol di 10 menit terakhir pertandingan itu akhirnya selalu tidak pernah menang. Ada 17 tim yang mampu bangkit, tapi hanya mampu meraih hasil imbang.
Selebihnya gagal membalikkan kedudukan seperti Barcelona. Tercatat 1.963 tim akhirnya kalah setelah tidak mampu mengejar defisit gol di sepuluh menit terakhir pertandingan.
’’Kami benar-benar percaya sampai akhir. Kami bermain dengan keyakinan dan keberanian. Itu adalah comeback yang lahir dari keinginan untuk menang,’’ ujar Xavi.
‘’Kami mengambil lebih banyak risiko dengan meninggalkan dua pemain di belakang,’’ ujarnya. ‘’Semua orang di lapangan adalah pemain menyerang. Kami harus mengambil risiko dan hal itu berhasil.’’