Bellingham Balas Kritik dengan Kutipan Roosevelt
KARTUMERAH -- Jude Bellingham menyelamatkan Timnas Inggris dari kekalahan setelah gol saltonya di menit injury time memaksa Slovakia memainkan babak perpanjangan waktu. Sebelum akhirnya kapten Harry Kane membawa Tiga Singa menang 2-1 di babak 16 besar Euro 2024 di Arena AufSchalke, Gelsenkirchen, Jerman, Ahad (30/6/2024).
Gelandang Real Madrid itu berbalik dan berkata 'Siapa Lagi?' saat merayakan golnya ke gawang Slovakia. Bellingham yang merayakan usia ke-21 tahun pada Sabtu, seakan ingin menjawab kritikan atas penampilan buruknya di Jerman.
‘’Setelah serangkaian penampilan buruk di Jerman, Bellingham berada di bawah tekanan untuk menjaga reputasinya sebagai salah satu talenta muda terhebat di tim asuhan Gareth Southgate,’’ tulis ESPN dalam laporannya selepas pertandingan.
Seakan belum puas membalas kritikan, Bellingham melanjutkan membalasnya dengan mengunggah kutipan Presiden Amerika ke-26, Theodore Roosevelt, berjudul ‘The Man in the Arena’. Kutipan yang disampaikan Roosevelt di Paris pada 1910.
Roosevelt menyindir para pengkritik yang hanya bisa menyalahkan orang-orang yang sudah berjuang di arena pertempuran. Lewat akun Instagramnya, Bellingham kembali mengunggah ucapan Roosevelt untuk membalas para pengkritik.
Berikut kutipan Theodore Roosevelt yang terkenal dengan judul ‘The Man in the Arena’:
"Bukan kritikus yang penting. Bukan pula orang yang hanya bisa menunjukkan bagaimana orang kuat tersandung, atau di mana pelaku perbuatan bisa melakukannya dengan lebih baik.
Penghargaan sesungguhnya milik orang yang benar-benar berada di arena; orang-orang yang wajahnya ternoda oleh debu, keringat, dan darah; orang-orang yang berjuang dengan gagah berani; orang-orang yang melakukan salah dan selalu gagal, karena tidak ada usaha tanpa kesalahan dan kekurangan.
Orang-orang yang memiliki pengabdian besar, orang-orang yang mengorbankan dirinya untuk tujuan mulia; dalam keadaan terbaiknya, pada akhirnya mengetahui kemenangan dari pencapaian yang tinggi.
Dan ketika dalam keadaan terburuknya, jika akhirnya mengalami kekalahan, setidaknya mereka gagal dengan gagah berani sehingga tempatnya tidak akan pernah bersama dengan jiwa-jiwa yang dingin dan memalukan, yang tidak akan pernah mengenal arti kemenangan maupun kekalahan."